Anak-anak punya hak untuk site here bermain, perihal ini sebab bermain jadi kesibukan yang mutlak untuk perkembangan anak. Maka, orangtua pun bisa sediakan daerah dan alat permainan, sampai menegaskan semuanya bersih.
Parents Educator sekaligus Co-Founder Bumi Nusantara Montessori, Pritta Tyas, M.Psi, Psikolog menyebutkan memenuhi hak bermain anak bersama metode montessori. Ia menyebutkan tersedia beberapa prinsip metode montessori, pertama Unique Inner A Judge, merupakan keinginan alami anak untuk belajar.
Misalnya, menyusun balok permainan, menyusun warna-warna, dan lainnya. Nantinya, kebolehan visual spasial anak untuk mengingat sesuatu lewat benda atau objek 3 dimensi, supaya menstimulasi anak untuk sadar suatu perihal yang terjalin bersama ruang memanfaatkan indra penglihatan dan daya ingat mereka.
“Pada dasarnya anak-anak punya keinginan alami untuk belajar. Misalnya saja menurunkan mainan sendiri ke lantai, menyusun balok-balok sesuai keinginan. Jadi orangtua tidak melarang-larang, jangan menghambat seperti hari main di suatu tempat, supaya anak bisa mengeksplorasi minatnya” ujar Pritta dalam acara Peluncuran Kampanye ‘Berani Main di Lantai’ oleh So Klin Lantai” di Buumi Playscape, Jakarta.
Kemudian, tersedia hands on learning di umur 3-6 tahun. Metode ini anak akan mempelajari suatu perihal secara langsung lewat tangannya, misalnya mempelajari konsep matematika simple bersama objek kubus sebagai media pembelajaran pada anak.
“Permainan mengeksplorasi balok 3D supaya anak bisa merabanya, percobaan sains, puzzle, posisi bermain bisa di lantai, ngga wajib duduk. Jadi badan tangan diusakan gerak ahar anak bisa mengingatkannya,” tambahnya.
Floor time
Selain itu, untuk mengimbuhkan stimulasi pada anak, teknik floor time merupakan tidak benar satu cara yang bisa dipilih. Floor time mengimbuhkan rasa nyaman pada anak, dan posisi orang tua sejajar bersama anak supaya tidak berikan efek buruk pada indera mata anak yang sedang berkembang. Jika anak wajib menengadah sebab posisi anak di lantai dan orang tua berdiri, maka akan mengganggu perkembangan mata.
“Dasar teknik floor time adalah bermain dan berinteraksi bersama anak di lantai selama 20-30 menit. Contoh permainan yang bisa dikerjakan pada kala floor time adalah menyusun puzzle atau balok, dan tetap banyak lagi. Floor time bisa menstimulasi kebolehan otot-otot inti, kaki, lengan, dan punggung; melatih keterampilan motorik kasar dan halus, dan merangsang perkembangan sensorik yang melibatkan 7 sistem indera,” ujar Pritta.
Zahratun Mutmainah, Brand Manager SoKlin Lantai menyebutkan dalam menstimulasi anak di lantai, tidak wajib ulang kuatir akan paparan virus kuman dan bakteri sebab SoKlin Lantai udah mengimbuhkan minyak esensial alami pada rangkaian product SoKlin Lantai Sensasi Natural Essence.
“Rangkaian SoKlin Lantai Sensasi Natural Essence mengimbuhkan dukungan optimal bagi anak-anak dalam bereksplorasi di lantai, lantai higienis, bersih kesat dan wangi tahan lama sampai 8 jam. Bahan alami dan wanginya menaikkan mood. Rumah bersih dan membawa dampak betah di rumah supaya bisa tercipta kala yang memiliki kwalitas dan bonding yang erat bersama keluarga,” ujarnya
Berikan Anak Kebebasan Terbatas
Anak akan bisa mengoptimalkan potensi yang dimiliki kala ia membawa ruang dan kesempatan untuk bereksplorasi dan mencoba sesuatu bersama caranya.
Orangtua atau pendamping wajib mengimbuhkan freedom with limitation pada anak. Penerapannya bisa bersama tidak amat banyak mengimbuhkan instruksi atau interupsi kala anak beraktivitas, dan berikan anak kesempatan jalankan sesuatu seperti apa yang mereka bayangkan.
Orangtua selalu wajib mengimbuhkan batasan yang tegas misalnya apa yang dikerjakan anak udah membahayakan diri mereka, orang lain, atau lingkungannya. Freedom with limitation punya beberapa fungsi pada lain mendorong anak untuk mandiri dan bertanggung jawab, dan anak menjadi dihargai dan dihormati supaya menumbuhkan kepercayaan diri.
Dalam Kampanye SoKlin Lantai #BeraniMaindiLantai, Pritta Tyas mengimbuhkan tips dalam menyiapkan lingkungan pembelajaran di lantai, di antaranya:
1. Letakkan alat permainan anak di rak terbuka supaya mengundang anak untuk aktif bermain. Hindari letakkan alat permainan dalam kotak tertutup.
2. Perhatikan tinggi rak mainan anak. Pastikan anak bisa bersama enteng mengambil alih dan mengembalikan mainannya, supaya bisa melatih kemandirian anak.
3. Kategorikan permainan anak. Pisahkan penempatan puzzle, alat art & craft, permainan sensori dan permainan lainnya.
4. Berikan daerah bermain di lantai yang lumayan luas bagi anak. Pada beberapa jenis permainan, akan lebih leluasa misalnya anak memainkan di lantai daripada memanfaatkan meja kursi.
5. Hindari memanfaatkan amat banyak warna dalam dekorasi ruangan. Sebaiknya memanfaatkan warna yang nyaman pada mata anak dan tidak mengundang overstimulasi, seperti warna natural kayu, putih, atau warna lembut lainnya.
6. Rotasikan mainan secara berkala. Mainan bisa dirotasi misalnya anak keluar bosan, amat enteng atau udah tidak tertarik.